Hard Fork Ethereum: Menggali Perubahan Mendasar dalam Ekosistem Kripto

Sejak diluncurkan pertama kalinya pada tahun 2015, Ethereum telah menjadi salah satu proyek paling berpengaruh dalam ekosistem kripto. Selain menjadi platform untuk pembuatan kontrak pintar dan aplikasi terdesentralisasi (DApps), Ethereum telah mengalami beberapa hard fork yang signifikan. Artikel ini akan menjelaskan apa itu hard fork Ethereum, mengapa mereka terjadi, dan apa dampaknya dalam ekosistem kripto.

Apa itu Hard Fork Ethereum?

Hard fork adalah perubahan mendasar dalam protokol blockchain yang menghasilkan dua rantai blok yang berbeda secara permanen. Ini berarti bahwa kedua rantai blok tersebut memiliki sejarah transaksi yang terpisah dari titik fork tersebut. Dalam konteks Ethereum, hard fork biasanya terjadi ketika ada ketidaksepakatan dalam komunitas tentang perubahan tertentu dalam protokol.

Tiga Hard Fork Ethereum yang Terkenal:

Di dalam ekosistem Ethereum, beberapa pengembang menciptakan hard fork tersendiri lantaran protokol Ethereum aslinya memiliki beberapa kelemahan. Terdapat tiga hard fork yang paling terkenal, yakni:

  1. Hard fork Ethereum Classic (ETC)

ETC salah satu peristiwa signifikan dalam sejarah blockchain, yang menghasilkan pembentukan Ethereum Classic sebagai entitas terpisah dari Ethereum (ETH).

Latar Belakang Hard Fork Ethereum Classic

Pada tahun 2016, Ethereum mengalami serangan terhadap DAO (Decentralized Autonomous Organization) yang mengakibatkan pencurian dana yang signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, komunitas Ethereum berdebat apakah akan melakukan hard fork untuk membatalkan serangan tersebut. Sebagian besar komunitas mendukung hard fork untuk mengembalikan dana yang dicuri, yang menghasilkan pembentukan Ethereum baru. Namun, ada juga sebagian komunitas yang menentang hard fork, mengklaim bahwa itu melanggar prinsip-prinsip dasar blockchain tentang imutabilitas.

Komunitas yang menentang hard fork memilih untuk tetap menggunakan versi asli Ethereum, yang kemudian dikenal sebagai Ethereum Classic (ETC). Ini adalah hard fork yang memisahkan rantai blok Ethereum menjadi dua: satu yang mengikuti perubahan protokol (Ethereum), dan yang lainnya tetap konsisten dengan protokol asli (Ethereum Classic).

Tujuan Hard Fork Ethereum Classic

Hard fork Ethereum Classic muncul sebagai reaksi terhadap keputusan mayoritas komunitas Ethereum untuk melakukan perubahan protokol. Komunitas Ethereum Classic percaya bahwa blockchain seharusnya tak tergoyahkan dan tidak boleh diubah bahkan dalam situasi yang ekstrem seperti serangan DAO. Oleh karena itu, tujuan utama Ethereum Classic adalah untuk mempertahankan integritas dan keaslian blockchain Ethereum dalam bentuk yang tidak diubah.

  1. Ether Zero (ETZ)

Ether Zero (ETZ) adalah hasil dari hard fork Ethereum Classic (ETC) yang terjadi pada tanggal 19 Januari 2018. Hard fork ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja jaringan, memperbaiki masalah keamanan, dan menghadirkan fitur-fitur baru yang dapat memperluas potensi blockchain.

Latar Belakang Hard Fork Ether Zero (ETZ)

Pada awalnya, Ethereum Classic (ETC) adalah hasil dari hard fork Ethereum setelah insiden DAO pada tahun 2016. Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas Ethereum Classic menyadari perlunya melakukan perubahan untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi, dan keamanan jaringan.

Tujuan Hard Fork ETZ

  • Skalabilitas: Ether Zero bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jaringan sehingga lebih banyak transaksi dapat diproses dalam satu waktu, mengurangi kemacetan dan biaya transaksi yang tinggi.
  • Keamanan: Hard fork ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi risiko serangan dan menawarkan perlindungan yang lebih baik bagi pengguna dan kontrak pintar.
  • Fitur-fitur Baru: Ether Zero memperkenalkan beberapa fitur baru yang tidak tersedia di Ethereum Classic, seperti algoritma konsensus PoW (Proof of Work) yang lebih efisien dan tingkat privasi yang lebih tinggi.
  1. Hard Fork Ethereum Metropolis

Hard Fork Metropolis merupakan upgrade besar kedua yang dilakukan pada protokol Ethereum, dan terdiri dari dua fase, yaitu Byzantium dan Constantinople. Hard fork ini bertujuan untuk meningkatkan fungsionalitas, keamanan, dan skalabilitas Ethereum

  • Fase Byzantium

Fase Byzantium, yang merupakan bagian pertama dari hard fork Metropolis, diluncurkan pada Oktober 2017. Hard fork ini memperkenalkan berbagai perubahan kecil ke dalam protokol Ethereum, termasuk perbaikan kecil pada sistem dan konsensus, serta peningkatan keamanan.

Salah satu fitur yang paling mencolok dari Byzantium adalah EIP 609, yang memperkenalkan precompiled contracts untuk zk-SNARKs. Ini memungkinkan kontrak pintar untuk memverifikasi informasi tanpa harus mengungkapkan detailnya, meningkatkan privasi dan keamanan dalam ekosistem Ethereum.

  • Fase Constantinople

Fase kedua dari hard fork Metropolis adalah Constantinople, yang diluncurkan pada Februari 2019 setelah beberapa penundaan. Constantinople bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan menyiapkan Ethereum untuk mengadopsi model konsensus Proof of Stake (PoS).

Salah satu perubahan utama yang dibawa oleh Constantinople adalah pengurangan reward blok untuk penambang. Selain itu, Constantinople memperkenalkan opcode yang memungkinkan perhitungan gas yang lebih efisien dan memperbaiki berbagai masalah keamanan dan skalabilitas.

Tujuan Hard Fork Ethereum Metropolis

  • Perbaikan dan Peningkatan Fungsionalitas: Hard fork Metropolis menghadirkan sejumlah perbaikan dan peningkatan fungsionalitas yang membuat Ethereum lebih efisien, aman, dan mudah digunakan.
  • Peningkatan Keamanan: Dengan memperkenalkan berbagai fitur baru dan perbaikan keamanan, hard fork Metropolis membantu melindungi pengguna dan dana mereka dari serangan potensial.
  • Persiapan untuk Ethereum 2.0: Salah satu tujuan utama dari hard fork Metropolis adalah untuk menyiapkan Ethereum untuk mengadopsi model konsensus Proof of Stake (PoS) dalam Ethereum 2.0.

 

luxury89
tongtoto
agen89
cpgtoto
karirtoto
lotte4d
mcdbola
rumpitoto
situstogel88
tongtoto
rtp karirtoto
slot anti lag
BMW777
https://alumni.sunan-ampel.ac.id/komeng/
Exit mobile version